PERCOBAAN
VISUALISASI ALIRAN
Pada
percobaan visualisasi aliran ini, dilakukan lima jenis percobaan :
a.
Percobaan visualisasi aliran melalui ambang lebar
dengan hulu vertikal
b.
Percobaan visualisasi aliran melalui ambang lebar
dengan hulu bulat
c.
Percobaan visualisasi aliran melalui ambang tipis
d.
Percobaan visualisasi aliran melalui pintu sorong
e.
Percobaan visualisasi aliran bebas hambatan
7.1
Tujuan Umum
Untuk
mengamati profil muka air dengan berbagai bentuk hambatan.
7.2
Waktu &
Tanggal Percobaan
Percobaan Visualisasi Aliran dilaksanakan
pada hari Rabu tanggal 16 April 2014 pukul 14.15–18.15 WIB
7.3
Peralatan
dan Bahan
Peralatan
dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah :
a.
Flume TFC;
b.
Hydraulic Bench
(Armfield LTD, F1-10-A Serial No.W
1726-7 AL 6841);
c.
Kertas kalkir ukuran 20 x 100 cm , 5 lembar;
d.
Selotip;
e.
Stopwatch;
f.
Jenis hambatan : ambang lebar, ambang tipis, pintu
sorong;
g.
Alat tulis;
h.
Air;
i.
Tailgate.
j.
Kain lap
k.
Point gauge
7.4
Ringkasan
Teori
7.5
Langkah
Kerja
a.
Slope diukur
dengan perbandingan 1 : 150;
b.
Hambatan ditempatkan pada sekat di tengah flume (langkah ini tidak dilakukan untuk
visualisasi aliran tanpa hambatan);
c.
Motor dihidupkan, ketinggian diatur hingga kedalaman
yang diinginkan (head hulu = 13,5 cm) dan amati aliran;
d.
Tailgate ditempatkan
dibagian hilir flume untuk mendapatkan loncatan air;
e.
Kertas kalkir dipasang pada dinding luar kaca flume,
rekatkan dengan selotip;
f.
Plot pada kertas kalkir posisi dari hambatan (untuk
visualisasi aliran tanpa hambatan tidak dilakukan) dan muka air. Hasil plotting
aliran dapat dilihat pada lampiran;
g.
Volume dan waktu dicatat untuk penghitungan debit
aliran.
Langkah dari poin b sampai f diulangi untuk setiap penggunaaan tailgate.
7.4
Analisa,
Hasil Perhitungan dan Kesimpulan
Hasil analisis dan perhitungan berdasarkan data percobaan diperoleh
seperti yang akan dibahas berikut :
7.4.1 Visualisasi aliran melalui mmbang lebar
7.4.1.1
Tujuan
Untuk mengamati profil muka air melalui hambatan ambang
lebar hulu vertikal dan ambang lebar hulu bulat.
7.4.1.2
Analisa data
hasil percobaan dan kesimpulan
1.
Plotting muka
air untuk visualisasi aliran melalui hambatan ambang lebar dapat dilihat pada
kertas kalkir.
2.
Data-data yang diperoleh :
a.
Lebar saluran (b) =
7,6 cm
b.
Tebal ambang
lebar (t) = 35 cm
c.
Syarat ambang
lebar → t > 0,66 H
Ambang Lebar Hulu Vertikal
Slope :
1:150
Head hulu : 13,5 cm
Tailgate :
5,5 cm
Tabel 7.1 Hasil
Percobaan Visualisasi Aliran melalui Ambang Lebar Hulu Vertikal
Head Hulu (cm)
|
Volume V (liter)
|
Waktu t (detik )
|
Waktu rata-rata t (detik)
|
Debit Q (L/dt)
|
Debit Rata-rata Q (L/dt)
|
|||
Run I
|
Run II
|
Run III
|
||||||
13,5
|
5
|
5,38
|
6,28
|
6,89
|
6,183
|
0,93
|
0,82
|
|
5
|
0,80
|
|||||||
5
|
0,73
|
Kesimpulan :
Pada saat air mendekati ambang lebar di bagian hulu
yang berbentuk siku, muka air menjadi turun, kemudian ketika air mengalir di
atas hambatan ambang lebar, garis muka air mendekati datar. Ketika air mencapai
bagian hilir ambang lebar yang berbentuk lengkungan, air mengalir dan jatuh
mengikuti bentuk lengkung dari ambang lebar tersebut.
Gambar 7.3 Visualisasi Aliran melalui
Ambang Lebar Hulu Bulat
Slope :
1:150
Head
hulu : 13,5cm
Tailgate :
4,5cm
Tabel 7.2 Hasil Percobaan
Visualisasi Aliran melalui Ambang Lebar Hulu Bulat
Head Hulu (cm)
|
Volume V (liter)
|
Waktu t (detik )
|
Waktu rata-rata t (detik)
|
Debit Q (L/dt)
|
Debit
Rata-rata Q (L/dt)
|
|||
Run I
|
Run II
|
Run III
|
||||||
13,5
|
5
|
5,65
|
6,42
|
6,70
|
6,257
|
0,89
|
0,807
|
|
5
|
0,78
|
|||||||
5
|
0,75
|
Kesimpulan :
Profil muka air di hulu dan di atas hambatan untuk
ambang lebar hulu bulat sama seperti profil muka air pada ambang lebar hulu
vertikal. Namun ketika air mencapai bagian hilir ambang lebar yang berbentuk
siku, air yang mengalir tidak bisa mengikuti bentuk dari hilir ambang lebar,
sehingga air mengalir membentuk parabolis yang mengakibatkan terbentuknya
rongga udara di antara hilir ambang lebar dan di daerah bawah aliran jatuhan
air.
7.4.2
Visualisasi
aliran melalui ambang tipis
7.4.2.1
Tujuan
Untuk mengamati profil muka air
melalui hambatan ambang tipis.
7.4.2.2
Analisa data dan hasil percobaan
- Plotting muka air untuk visualisasi
aliran melalui hambatan ambal tipis dapat dilihat pada kertas kalkir.
- Data-data
yang diperoleh :
a. Lebar saluran (b) = 7,6 cm
b. Tebal ambang tipis (t) = 0,7 cm
c. Syarat ambang tipis → t < 0,5 H
Gambar 7.4 Visualisasi Aliran melalui
Ambang Tipis
Slope : 1:150
Head hulu : 13,5 cm
Tailgate :
3cm
Tabel 7.3 Hasil Percobaan
Visualisasi Aliran melalui Ambang Tipis
Head Hulu (cm)
|
Volume V (liter)
|
Waktu t (detik )
|
Waktu rata-rata t (detik)
|
Debit Q (L/dt)
|
Debit
Rata-rata Q (L/dt)
|
|||
Run I
|
Run II
|
Run III
|
||||||
13,5
|
5
|
8,02
|
8,22
|
8,4
|
8,213
|
0,62
|
0,61
|
|
5
|
0,61
|
|||||||
5
|
0,6
|
Kesimpulan :
Pada aliran melalui ambang tipis, tinggi muka air di bagian hulu (dibelakang
ambal tipis) relatif sama, tapi aliran
menjadi berubah cepat (rapidly varied
flow) sewaktu melewati hambatan ambang tipis, karena kondisinya berupa terjunan.
7.4.3
Visualisasi
aliran melalui pintu sorong
7.4.3.1 Tujuan
Untuk mengamati profil muka air
melalui hambatan pintu sorong.
7.4.3.2
Analisa data
dan hasil percobaan
1.
Plotting muka
air untuk visualisasi aliran melalui hambatan pintu sorong dapat dilihat pada
kertas kalkir.
2.
Data-data yang diperoleh :
a. Lebar saluran (b) =
7,0 cm
Gambar 7.5
Visualisasi Aliran melalui Pintu Sorong
Slope : 1:150
Head hulu : 13,5cm
Tailgate :
5cm
Tabel 7.4 Hasil Percobaan
Visualisasi Aliran melalui Pintu Sorong
Head Hulu (cm)
|
Volume V (liter)
|
Waktu t (detik )
|
Waktu rata-rata t (detik)
|
Debit Q (L/dt)
|
Debit
Rata-rata Q (L/dt)
|
|||
Run I
|
Run II
|
Run III
|
||||||
13,5
|
5
|
5,40
|
5,56
|
5,59
|
5,52
|
0,93
|
0,91
|
|
5
|
0,90
|
|||||||
5
|
0,89
|
Kesimpulan :
Pada aliran air melalui pintu sorong dengan bukaan 1cm
dapat dilihat bahwa semakin tinggi head hulu maka semakin besar pula debit
alirannya dan panjang loncat air juga semakin besar. Selain itu pada bagian
hilir terbentuk olakan air yang terjadi sebelum muka air menjadi stabil
kembali.
7.4.4
Visualisasi
aliran tanpa hambatan ( bebas hambatan)
Untuk mengamati profil muka air
tanpa hambatan pada saluran terbuka.
Gambar 7.5 Visualisasi Aliran Bebas
Hambatan
7.4.4.2 Analisa data dan hasil perhitungan
- Plotting muka air untuk visualisasi
aliran tanpa hambatan dapat dilihat pada kertas kalkir.
- Data-data
yang diperoleh :
Lebar saluran (b) =
7,6 cm
Slope =
1:150
Head hulu =13,5 cm
Tabel 7.5 Hasil
Percobaan Visualisasi Aliran Tanpa Hambatan (Bebas Hambatan)
Head Hulu (cm)
|
Volume V (liter)
|
Waktu t (detik )
|
Waktu rata-rata t (detik)
|
Debit Q (L/dt)
|
Debit
Rata-rata Q (L/dt)
|
|||
Run I
|
Run II
|
Run III
|
||||||
|
5
|
7,12
|
7,20
|
7,38
|
7,23
|
0,70
|
0,69
|
|
5
|
0,69
|
|||||||
5
|
0,68
|
Kesimpulan :
Pada aliran bebas hambatan, tinggi head
hulu maksimum yang dapat dicapai adalah 3,6 cm. Hal ini dikarenakan adanya
kecepatan awal yang diberikan oleh alat (flume)
dan terdapatnya terjunan pada bagian hilir sehingga air tidak mengalir secara
alami (tidak dipengaruhi percepatan gravitasi) dan terjadi perbedaan tinggi
muka air di hulu dan hilir, di mana tinggi muka air di hulu lebih besar
daripada di hilir.